Pada awal tahun 2014 ini Jamsostek telah bertransformasi menjadi Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Kami tim Gusto merasa bangga terlibat dalam pembuatan signage dan phylon untuk badan penyelenggara program jaminan sosial bagi rakyat Indonesia tersebut.
Outdoor signage berupa neonbox dan phylon BPJS Ketenagakerjaan kami proses dengan teknik laser cutting di atas material white acrylic dipadukan dengan printcut sticker yang dilengkapi dengan LED untuk pencahayaannya. Teknik laser cut dan stickering kembali dilakukan untuk pembuatan indoor signage yang dipasang pada backdrop di front office kantor-kantor BPJS Ketenagakerjaan.
Proses rebranding Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan ini melalui proses yang tidak mudah. Berikut petikan wawancara kami dengan Desy Natalia, Senior Brand Designer dari DM IDH, brand consultant agency yang terlibat pada pembuatan logo BPJS Ketenagakerjaan.
Apa yang menjadi inspirasi dalam pembuatan logo BPJS Ketenagakerjaan?
Sebelum tahun 2014, BPJS Ketenagakerjaan lebih dikenal sebagai brand Jamsostek, yang mana brand awareness-nya sudah cukup kuat di masyarakat. Dengan bertransformasinya Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan, kita mencoba mengambil elemen dari brandmark Jamsostek yang masih dapat mengingatkan masyarakat terhadap brand tersebut, yaitu icon huruf ‘J’, yang kemudian harus kita kombinasikan dengan pesan BPJS Ketenagakerjaan sebagai jembatan atau jalan yang dapat menjamin kesejahteraan masyarakat dan peserta.
Logo Jamsostek terdiri dari 1 warna, hijau saja. Kini BPJS Ketenagakerjaan menjadi 3 warna, hijau, orange muda dan biru. Apakah makna dari warna-warna tersebut?
Hijau melambangkan pertumbuhan dan kesejahteraan, biru melambangkan sustainability dan kepercayaan, dan kuning melambangkan optimisme. Adanya warna – warna baru dalam brandmark BPJS Ketenagakerjaan bertujuan untuk mendukung wujud transformasi BPJS Ketenagakerjaan dan memperkuat citra BPJS Ketenagakerjaan sebagai institusi publik yang siap melayani serta menjamin kesejahteraan peserta secara menyeluruh.
Bisa diceritakan sedikit mengenai proses mendesain logo BPJS ini dan tantangan maupun kesulitan yang dialami?
Prosesnya dimulai melalui research komprehensif yang dilakukan oleh consultant team, kemudian untuk proses mendesain brandmark dan aplikasi dilanjutkan oleh creative team. Tantangannya adalah bagaimana mempertahankan equity dari brandmark Jamsostek yang telah lebih dulu melekat di benak masyarakat, namun tetap harus di-craft dan memiliki makna khusus yang dapat menyampaikan sebuah pesan transformasi dari BPJS Ketenagakerjaan.
Apa ada pesan yang bisa di-share kepada mahasiswa desain dalam mendesain logo perusahaan?
Banyak melakukan research (interview, membaca dari koran, majalah, ataupun dari internet, competitor comparison study, dsb) serta melihat-lihat referensi. Perlu diingat idealisme dalam berdesain harus sejalan dengan kebutuhan klien, sehingga desain tidak hanya sekedar indah namun juga fungsional dan memberi solusi.